Monday, March 14, 2016

Life after the tears

Minggu lalu ada yang menanyakan kepada saya melalui email, apa yang saya lakukan untuk ke depannya? Setiap kali mengingat Valleria apakah saya selalu menangis? Apa yang saya lakukan ketika saya mengingat Valleria? Apakah saya selalu sedih?

Sebenarnya, saya tidak punya jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jujur saya juga bingung apa yang saya lakukan. Saya tidak lagi menangis ketika mengingat Valleria. Tapi kadang saya malah bersyukur. Valleria mengajarkan saya untuk selalu bersyukur terhadap hal-hal kecil.


Yang ke dua, mungkin saya mencoba menghilangkan pertanyaan "kenapa?" pada diri saya. 
"Kenapa Valleria bisa begini?"
"Kenapa ini terjadi pada saya?"
Saya berusaha menerima fakta bahwa iya itu terjadi pada saya.
Perjalanan ini merupakan perjalanan terberat dalam hidup saya. But you know, I feel better about myself now than I ever have before 

There was a time that I don't like meeting friends who have "normal" baby or kids. Seeing their kids is really breaking my heart. 
But now I started to visit new parents. Some parents with special needs child. It helped me as much as it helped them. Talking to them made me feel I really had handle the situation. And I feel how hard they are at this point in time. Mereka benar-benar butuh teman agar tidak merasa sendiri. 

Sekarang saya selalu berusaha untuk terus berfikir positif. Dengan begini, saya bukan hanya menolong diri saya sendiri. Saya juga mencoba menolong orang lain. Membantu orang lain sekarang benar-benar membuat saya puas. I can't believe it. Saya tidak pernah berpikiran saya akan mampu sampai hari ini. Saat itu saya benar-benar berada di titik terendah dalam hidup saya. Kalau bukan karena Valleria, saya tidak mungkin bisa seperti sekarang. 

Dan yang pasti, jangan dipaksakan. Take time for yourself. 
Pretending you are happy doesn't banish your pain. We need to listen to our feeling. That way we can accept them and learn from them.

Setiap orang butuh teman untuk bicara entah itu pasangan, teman, keluarga, dll... Berusaha untuk terus bercerita dan share ke orang lain sekarang juga merupakan suatu kekuatan tersendiri buat saya. Selain juga untuk raising awareness, bahwa ada loh kelainan genetik trisomy 18.

The sadness, the pain, the feelings don't go away. But they do get easier to deal with. 


5 comments:

  1. Thanks cik..sudah mw berbagi..😊
    U'r really2 super MOM! 👍
    Gbu

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. I can't help crying while reading this..
    Thanks for sharing ya ci, you're a really strong mom, really inspiring..

    ReplyDelete