Monday, March 7, 2016

It's not the end

Seminggu di RS Siloam, saya dan suami bergantian menjenguk Valleria.
Orang tua dan mertua saya awalnya juga selalu ikut menjenguk Valleria. Tetapi belakangan, mereka tidak ikut lagi, "ga tega lihat Valleria ditusuk sana sini," kata mereka.
Saya setiap 3 jam sekali juga selalu telepon ke ruang NICU, beberapa pertanyaan mungkin sudah malas dijawab oleh suster dan dokter di sana. :)
"Bagaimana kondisi Valleria?"
"Apa masih puasa atau sudah minum ASI?"
"Apakah dia stabil?"
"Masih pakai alat bantu nafas?"

Waktu itu sebenarnya salah satu mom di group trisomy akan meminjamkan alat bantu nafas untuk dipasang di rumah apabila Valleria sudah boleh pulang. Saya juga sudah mulai siap-siap membereskan rumah untuk persiapan.
Dokter di RS juga sempat bingung, kok bisa ada yang punya alat bantu nafas selevel CPAP untuk di rumah? Karena itu biasa hanya ada di RS saja.
Mereka juga sempat bertanya, "memang trisomy 18  sudah ada komunitasnya ya? Yang saya tau hanya trisomy 21."
Menurut dokter di sana, kondisi Valleria sebenarnya cukup bagus dengan kelainan jantung yang sangat kompleks. Valleria bisa sampai 100% saturasi oksigennya.

5 Desember 2015 malam.
Sehabis menjenguk Valleria, malam itu tiba-tiba handphone suami saya berdering. Ya saat Valleria di rumah sakit, kami selalu panik ketika ada nomor tidak dikenal menelpon di malam hari. Kami takut ada kabar buruk yang akan diberikan. Ternyata dokter menelpon bahwa mereka akan menusukkan jarum untuk Valleria, tapi karena pembuluh darah Valleria sangat tipis dan sudah tidak ada tempat di tangannya, Dokter meminta ijin untuk melakukan operasi kecil di sekitar paha untuk ditusukkan jarum.
"Bapak dan Ibu kan mau kita maksimal penanganannya, kami akan lakukan maksimal." kata dokter.

6 Desember 2015.
Semenjak hamil hingga Valleria lahir saya tidak berhenti berdoa memohon ada mukjizat untuk Valleria. Semoga diagnosa dokter salah. Semoga bukan trisomy 18. Hingga semoga kelainan jantung nya dihilangkan.
Tapi hari itu, saya cuma bilang dalam doa saya, "Tuhan, kalau memang Engkau mengijinkan saya merawat Valleria, I will do it with all my heart. But don't make her suffer. Saya ikhlas kalau Valleria tidak sama saya asal dia tidak menderita lagi."
Sore itu, sewaktu giliran suami saya menjenguk Valleria, dokter bilang, "Tadi siang Valleria kembali apnea. Dan sempat sesak dan saturasi oksigen terus menurun"
Sewaktu pamit, Suami saya mendekati Valleria dan membisikkan, "Valleria, kalau Valleria dah ga mau fight gpp. Asal Valleria jangan tiba-tiba ya peginya. Kasih tau papa dulu"
Dan malam itu suami saya memimpikan Valleria, walaupun dia tidak tahu persis apa di dalam mimpinya. Tapi itu pertama kali nya dia memimpikan Valleria.
Saya? Saya tidur dengan nyenyak malam itu sehabis berdoa.

7 Desember 2015.
Pagi itu saya berdoa hal yang sama seperti kemarin. I didn't pray for miracle. I pray for acceptance. I pray for peace. Sekitar pukul 14.00 suami saya menelpon saya dari kantornya, "Rumah sakit telpon, aku jemput kamu sekarang. Kita ke rumah sakit"
Sekitar pukul 15.30 kami tiba di rumah sakit. Saat itu Valleria dikelilingi oleh dokter dan suster di NICU. Valleria kembali apnea. Dan detak jantung terus melemah.
Dokter juga sempat membangunkan Valleria ketika dia mulai tidak bernafas. "Ayo sayang, bangun" katanya.
Kemudian Valleria kembali menarik nafas panjang. Dan detak jantungnya kembali terlihat di mesin.

Pukul 16.00 Waktu itu saya dan suami saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya juga tidak menangis. Ketika Valleria kembali hilang detak jantung dan nafasnya. Kami tidak mau Valleria hidup tetapi hanya karena bantuan mesin. Suami saya bilang ke dokter, "Sudah dok. Gpp. Sudah cukup."



4 comments:

  1. Thx sis sudah mau sharing..somehow it makes me bersyukur apa yg sdh kita peroleh. Life is nvr easy but u showed us that people need to be strong in facing everything. Oh ya dr dulu sy sdh follow journey vallerie dari project smileforvallerie. Dulu pengen share smile to vallerie, tp anak sy wkt itu msh 5 bln en jarang smile jdnya nunggu smp sweetsmile baru mau kirim, but sorry..I was late.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi :) Thanks ya for those kind words :) God bless you :)

      Delete
  2. Fanny ure the best mom.. thx for share ak lagi baru hamil dan beruntung banget bisa baca blog km. GBU km n fams tetap semangat ak yakin tuhan punya rencana indah buat keluarga km. 😊 biG HUG!

    ReplyDelete
  3. Fanny thanks bgt untuk sharingnya, saya belajar banyak dari cerita kamu..dan terutama ini menyadarkan saya untuk lebih menjaga perkataan dan tidak asal judge ke ibu hamil..saya orgnya ceplas ceplos dan mungkin dl pernah tanpa sengaja menyakiti perasaan teman saya juga..thanks bgt fanny, stay strong ya God Bless You :)

    ReplyDelete